Aku sudah
hampir satu tahun duduk di bangku perkuliahan ini. Yang artinya aku sudah mulai
mencintai kampusku. Meski dulu, tak pernah sedikitpun terbesit jika aku akan
masuk di kampus hijau ini. Dulu, aku sempat mempunyai keinginan untuk bekerja
terlebih dahulu karena aku juga berasal dari SMK. Tapi Ayah dan Ibuku tak
mendukungku. Mereka lebih mendukung jika aku kuliah di kampus hijau ini. Ya,
alasan mereka cukup logis. Karena dua kakak perempuanku juga kuliah di kampus
hijau ini. Aku menurut saja. Akhirnya aku daftar disini dan diterima di Jurusan
Dakwah dan Komunikasi dengan Progam Studi Komunikasi Penyiaran Islam. “Loh,
kamu dari Akuntansi kok malah ngambil Komunikasi si?” pertanyaan yang
selalu mampir di telingaku yang membuatku bosan. Akuntansi ke Komunikasi, Why
not? It’s the best for me from my God.
Semester satu sudah kulewati
dengan berbagai macam peristiwa yang tak terlupakan. Semua terangkum dalam
catatan harianku berwarna merah jambu. Dari teman-teman baruku yang aku kenal,
hingga nama-nama dosen yang masih asing di pendengaranku. Semua sudah terlewat,
dengan hasil akhir UASku yang Alhamdulillah tak sia-sia belajarku selama satu
semester lalu. Kini, semester dua sudah berjalan. Beberapa mata kuliah baru aku
dapatkan. Berbagai macam pelajaran hidup juga aku dapatkan disini. Ilmu kalam,
Logika, Ushul Fiqih, Filsafat Dakwah dan lain-lain.
Kesan pertama masuk kelas
Filsafat dakwah aku tertarik. Karena, dosennya itu ramah. Kalau dosennya ramah
pasti pembelajarannya mengasikkan. Ya tentu, aku paling tidak suka jika ada
seorang dosen yang hanya menerangkan dan menerangkan materi tanpa memberi
kesempatan kepada mahasiwanya untuk berbicara atau bertanya. Alhamdulillah,
dalam mata kuliah filsafat memberi ruang untuk mahasiswa bertanya.
Mata kuliah filsafat dakwah
itu enjoy-enjoy saja. Akunya saja yang kurang percaya diri. Hingga
beberapa pertanyaan yang seharusnya ingin kutanyakan tak jadi kutanya pada
dosenku. Dan adanya tugas pembuatan blog ini yang dimana dosenku berkata
“silahkan menyampaikan unek-unek tentang pembelajaran Filsafat Dakwah” aku
disini ingin menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang sempat tertunda gara-gara
ketidakpedeanku.
-Bagaimana pandangan Bapak Abdul Basit tentang pendakwah-pendakwah
yang tersandung kasus pelik seperti pencucian uang dan penipuan?
-Apa saja kriteria-kriteria untuk menjadi seorang pendakwah menurut
Bapak?
-Sekarang kan zaman sudah modern, teknologi seperti internet bisa
kapan saja kit akses, apa saja kita juga bisa akses lantas apa pendapat Bapak
tentang dakwah di media online? Apakah itu bagus? Dan mengapa?
Terimakasih banyak untuk ilmu
yang telah Bapak berikan kepada kami. Serta wadah untuk menyampaikan unek-unek
seperti ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin ya Robbal’alamin.
Tidak ada komentar
Posting Komentar