Gadis kecil
yang sedang bercerita bersama tiga temannya adalah Vyrra. Seorang siswa kelas
dua SD yang gemar membaca dongeng. Mereka sedang asyik membicarakan hewan
special yang ada di rumah mereka masing-masing, yang dibelikan oleh ayah dan
ibu mereka.
“Aku
memelihara anak ayam yang imut. Pokoknya
lucu banget” ujar Fero, teman sekelas Vyrra.
“Aku juga Fer,
aku punya banyak banget anak ayam Fer, tiap ayahku pulang dari kantor, ayahku
selalu mampir ke pasar hewan membeli anak ayam untukku” timpal Anggun.
“Aku juga,
kalau kamu gimana Vyr? Kamu punya hewan apa di rumah? tanya kiki.
Vyrra hanya
diam seribu bahasa. Dan akhirnya bel masuk pun berbunyi, memecahkan keheningan
dan kesedihan di hati Vyrra.
Sepanjang jalan pulang, Vyrra terlihat
murung dan sedih. Sesampainya di rumah, dia hanya diam langsung masuk ke dalam
rumah tanpa mengucapkan salam. Tidak biasanya memang dia seperti itu.
“Vyrra kok
tidak mengucapkan salam? Lupa ya?” tanya ibu Vyrra yang langsung menghampiri
anaknya.
“Vyrra kenapa? Kok cemberut dan sedih begitu?”
tanya ibu.
“Bu, aku pingin beli anak ayam yang lucu
seperti punya Fero dan teman-teman” ucap Vyrra sambil memeluk ibunya.
Ibu pun
akhirnya tahu, jikalau anak perempuan kecilnya sedih karena ingin dibelikan
anak ayam. Akhirnya ibu mengiyakan kemauan Vyrra untuk memelihara anak ayam.
Hari minggu, ayah dan ibu mengajak
Vyrra pergi ke pasar hewan untuk membeli beberapa anak ayam. Vyrra membeli empat
ekor anak ayam yang diberi warna masing-masing berbeda. Akhirnya sekitar pukul
sebelas, mereka bertiga pulang ke rumah.
“Vyrra, kamu
harus berjanji sama ayah, jangan sampai lupa memberi makan anak ayam ini ya”
“Siap, ayah!
Vyrra janji akan merawat anak ayam ini dengan rajin” jawab Vyrra dengan penuh
semangat dan senang.
©©©
Suatu pagi, seperti biasa. Anak-anak
sekelas Vyrra sebelum bel masuk berbunyi. Mereka bercerita tentang hewan
barunya. Bukan lagi anak ayam, kelinci atau sejenisnya. Tetapi kali ini mereka
bercerita tentang hamster atau tikus kecil. Seru sekali terlihat ketika Fero
menceritakan dengan penuh semangat tentang hamster kecilnya.
“Wah Fero,
kamu punya berapa hamster? Boleh tidak aku main kerumah kamu?” tanya Rio.
“Tentu, kalian
boleh kok melihat hamsterku. Aku punya lima hamster. Hamster itu pemberian
ayah, ibu dan kak Reyna. Lucu deh.” Jawab Fero.
“Kita kesana
yuk” ajak Yoga dengan penuh antusias.
“Ayo,
kebetulan besok kan hari minggu. Kita kerumah kamu jam delapan pagi ya Fer?”
ucap Vyrra. Fero hanya mengangguk tanda setuju.
©©©
Minggu
pagi sekita pukul delapan, Vyrra, Yoga, Rani, Rio dan Anggun sampai di rumah
Fero. Mereka berlima sudah tak sabar ingin melihat hewan peliharaan barunya
Fero.
“Fero, Assalamualaikum. Fero” ucap
mereka serentak.
“Waalaikum salam. Tunggu sebentar”
jawab Fero dari dalam rumahnya.
Fero mengajak
teman-temannya ke pekarangan belakang rumah. Fero langsung memperlihatkan
kandang dan juga hamster kepunyaannya. Hamsternya berwarna kuning, mirip sekali
dengan hamster yang ada di kartun televisi. Ada juga hamster berwarna putih dan
corak kehitaman.
“Fero,
hamsternya lucu banget” celoteh Vyrra.
“Aku juga
punya loh Fer, tapi aku Cuma punya satu hamster. Kemarin ayahku memberiku
kejutan” ucap Rio.
Mereka asik sekali bermain hamster
sampai lupa waktu. Hingga sekitar pukul empat sore mereka bergegas pamit pulang
kerumah. Di perjalanan pulang Vyrra bergumam, andai ayah membelikanku hamster,
pasti lebih seru dan asik. Setibanya di rumah, ibu bertanya padanya.
“kok pulangnya
sore sekali?”
“Maaf bu, tadi
Vyrra ke rumah Fero bermain sama hamster. Bu besok belikan aku hamster ya”
pinta Vyrra.
“Kan Vyrra
sudah punya anak ayam. Oke ibu dan ayah akan membelikan kamu hamster, tapi kamu
harus berjanji untuk tidak melupakan anak ayam yang sudah kamu beli dan janji
untuk tetap merawatnya” jawab ibu.
“Okay bu.
Vyrra janji akan tetap sayang dan merawat anak ayam itu”
Akhirnya Vyrra mempunyai hamster yang
tak kalah lucunya dengan hamster Fero. Dia lebih sayang dengan hamsternya.
©©©
Sepulang bermain dengan
teman-temannya. Ibu dan ayah Vyrra pergi pamit untuk mengunjungi panti asuhan
yang berada di dekat kecamatan. Ibunya berpesan kepadanya untuk memberi makan
kepada keempat anak ayamnya.
Hujan deras dan petir bergema. Cuaca di luar
begitu gelap ditambah ayah dan ibu belum kunjung pulang. Dia tidur bersama
hamsternya . Hingga pukul sembilan malam, ayah ibunya pulang. Dia mengatakan
bahwa dia lupa memberi makan kepada keempat anak ayamnya. Ayah dan ibu melihat
ke kandang, keempat ayamnya telah mati.
“Anak ayamnya
sudah mati semua, gara-gara kamu tak memberi makan. Ibukan sudah bilang supaya
kamu memberi makan” ucap ibu.
“Maafin Vyrra
bu, vyrra menyesal” ucap Vyrra seraya menunduk.
“Sudah ibu
maafkan. Tapi kamu harus ingat, bahwa segala sesuatu yang sudah kita miliki itu
harus dijaga baik-baik. Jangan sampai kita melupakan apa yang telah kita
miliki” pesan ibu.
“Iya bu, aku
berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan menyayangi apa yang aku punya”
ucap Vyrra dengan nada penyesalan.
*cernak
ini dimuat di antologi bersama "Dongeng sebelum tidur" penerbit
harfeey- Mei 2014 oleh Hanat Futuh Nihayah