Pengantar:
Alhamdulillah, tujuh puisi saya dimuat di Sastra Harian Cakrawala Makassar. Puisi-puisi tersebut merupakan hasil dari persemedian sewaktu bulan puasa. Waktu Ramadhan, ada seseorang yang dengan ikhlas membantu dan mengajari saya untuk terus menulis. Big Teacher Asqa, terimakasih sudah mau menjadi guru puisiku dengan ikhlas. Dan semoga saya tetap jatuh cinta dengan menulis puisi. Semoga kalian yang membaca sudi memberi kritik dan saran. Terimakasih saya ucapkan.
Kupu-kupu
aku adalah luka yang
menari di atas bunga-bunga kenangan
merupa kupu-kupu yang menghisap madu cemburu di setengah siang
hingga senja tiba, aku masih hinggap dan terluka di bibir daun sengsara
2015
Pertengkaran
jalanan malam yang biasa kita lewati kini angker
sebab mulutku mulutmu tak lagi menyanyi rindu
dan jarak semakin membentang
Kita bergandeng amarah, bergandeng resah
sampai tiba pagi basah, kita tak mau saling kalah maupun mengalah
2015
Di Bangku Taman Kota
Tuhan mendekatkan jarak di bangku taman kota yang usang
penuh daun berserakan
sedang pohonnya telah mati
Langit senja bisu menatap
tanpa ba bi bu kau dan aku saling bercumbu
melepas birahi rindu
dengan napas yang makin menggebu
Malam kian bertandang, purnama datang
kau menghilang tanpa jejak kaki yang bisa kutangkap
dengan mata hati
Sampai tiba subuh, aku menjadi setengah gila
teluka karenamu.
2015
Mengganti Lilin
hujan malam hari
bibir-bibir melumat sepi, sunyi jadi
kunyalakan lilin
masih hujan
dibawanya jagung rebusan air mata kerinduan
rasanya manis seperti madu
masih malam
dan wajahmu menjelma purnama
mengganti lilin yang rela membakar batang tubuhnya
sampai habis
2015
Setengah Rinduku di Sampanmu
malam ini
embun mataku jadi hujan
sebab aku sedang rindu pada riak-riak ombak juga dirimu
angin malam dari timur menyebut-nyebut namamu
buatku jadi resah, hilang arah
lalu sampanmu dari barat datang membawa
setengah rinduku ke tengah lautan luka yang papa
2015
Aku Datang Sayang
aku datang sayang
menepati janjiku yang telah lalu
penuh derita dan air mata
kini aku datang sayang
menyuntingmu jadi bunga idaman
melunasi tiap-tiap kta yang tak sempat jadi puisi
kini aku datang sayang
Sudah kurampungkan seribu puisi untuk
menyatukan jantungku di dadamu
dan menyatukan jantungmu di dadaku
mengaliri tubuhku dengan darahmu
mengaliri tubuhmu dengan darahku
kini aku datang sayang
kita akan mekar bersama tiap saat
serupa mawar yang mewangi di sepanjang hari
Kepadamu
yang
;Laki-laki di tengah Pantai
kepadamu yang kurindukan
aku sedang memotong jarak di antara kita
agar lekas jumpa denganmu, sayang…
kepadamu yang kusayang
di antara angin pesisir yang berpuisi
aku menghitung, sudah berapa kali detak jantungku berirama
menunggumu di bibir pantai ini?
hingga waktu jadi malam
kulihat para nelayan pulang membawa sampan
dan kepulanganmu masih belum tercium
sampai bintang bertaburan menemani mataku yang mulai hujan
2015
Alhamdulillah, tujuh puisi saya dimuat di Sastra Harian Cakrawala Makassar. Puisi-puisi tersebut merupakan hasil dari persemedian sewaktu bulan puasa. Waktu Ramadhan, ada seseorang yang dengan ikhlas membantu dan mengajari saya untuk terus menulis. Big Teacher Asqa, terimakasih sudah mau menjadi guru puisiku dengan ikhlas. Dan semoga saya tetap jatuh cinta dengan menulis puisi. Semoga kalian yang membaca sudi memberi kritik dan saran. Terimakasih saya ucapkan.
Kupu-kupu
aku adalah luka yang
menari di atas bunga-bunga kenangan
merupa kupu-kupu yang menghisap madu cemburu di setengah siang
hingga senja tiba, aku masih hinggap dan terluka di bibir daun sengsara
2015
Pertengkaran
jalanan malam yang biasa kita lewati kini angker
sebab mulutku mulutmu tak lagi menyanyi rindu
dan jarak semakin membentang
Kita bergandeng amarah, bergandeng resah
sampai tiba pagi basah, kita tak mau saling kalah maupun mengalah
2015
Di Bangku Taman Kota
Tuhan mendekatkan jarak di bangku taman kota yang usang
penuh daun berserakan
sedang pohonnya telah mati
Langit senja bisu menatap
tanpa ba bi bu kau dan aku saling bercumbu
melepas birahi rindu
dengan napas yang makin menggebu
Malam kian bertandang, purnama datang
kau menghilang tanpa jejak kaki yang bisa kutangkap
dengan mata hati
Sampai tiba subuh, aku menjadi setengah gila
teluka karenamu.
2015
Mengganti Lilin
hujan malam hari
bibir-bibir melumat sepi, sunyi jadi
kunyalakan lilin
masih hujan
dibawanya jagung rebusan air mata kerinduan
rasanya manis seperti madu
masih malam
dan wajahmu menjelma purnama
mengganti lilin yang rela membakar batang tubuhnya
sampai habis
2015
Setengah Rinduku di Sampanmu
malam ini
embun mataku jadi hujan
sebab aku sedang rindu pada riak-riak ombak juga dirimu
angin malam dari timur menyebut-nyebut namamu
buatku jadi resah, hilang arah
lalu sampanmu dari barat datang membawa
setengah rinduku ke tengah lautan luka yang papa
2015
Aku Datang Sayang
aku datang sayang
menepati janjiku yang telah lalu
penuh derita dan air mata
kini aku datang sayang
menyuntingmu jadi bunga idaman
melunasi tiap-tiap kta yang tak sempat jadi puisi
kini aku datang sayang
Sudah kurampungkan seribu puisi untuk
menyatukan jantungku di dadamu
dan menyatukan jantungmu di dadaku
mengaliri tubuhku dengan darahmu
mengaliri tubuhmu dengan darahku
kini aku datang sayang
kita akan mekar bersama tiap saat
serupa mawar yang mewangi di sepanjang hari
2015
;Laki-laki di tengah Pantai
kepadamu yang kurindukan
aku sedang memotong jarak di antara kita
agar lekas jumpa denganmu, sayang…
kepadamu yang kusayang
di antara angin pesisir yang berpuisi
aku menghitung, sudah berapa kali detak jantungku berirama
menunggumu di bibir pantai ini?
hingga waktu jadi malam
kulihat para nelayan pulang membawa sampan
dan kepulanganmu masih belum tercium
sampai bintang bertaburan menemani mataku yang mulai hujan
2015
Tidak ada komentar
Posting Komentar