Istilah bookstagram baru saya tahu belum lama ini. Berawal dari menang giveaway di akun mba Kiky @rizkymirgawati, saya mengawali dunia baru ini. Sebelum saya mengenal dunia bookstagram, saya memang menyukai baca buku tapi hanya menjadi pembaca, penikmat cerita, tidak lebih. Saya pernah mengulas sebuah novel, itu saja karena sebuah tugas dari dosen. Jadi, dalam dunia bookstagram saya adalah newbie.
Dalam artikelnya yang berjudul 'Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?' kak Sintia Astarini menjelaskan bahwa Jika para traveler punya Travelgram, atau akun Instagram yang didedikasikan untuk mengabadikan perjalanan mereka di berbagai belahan dunia, ada pula Bookstagram yang dibuat para bookworms atau avid readers, yang tentu saja isinya enggak jauh-jauh dari buku.
Dalam artikelnya yang berjudul 'Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?' kak Sintia Astarini menjelaskan bahwa Jika para traveler punya Travelgram, atau akun Instagram yang didedikasikan untuk mengabadikan perjalanan mereka di berbagai belahan dunia, ada pula Bookstagram yang dibuat para bookworms atau avid readers, yang tentu saja isinya enggak jauh-jauh dari buku.
Perjalanan Awal di Dunia Bookstagram
Saat menerima hadiah, saya baru ngeh, kalau ternyata harus bersedia mengulas novel yang saya dapatkan di Instagram selama lima hari. Tentu perasaan gugup, bingung bagaimana memulainya kerap membayang-bayangi saya. Lalu, saya coba saja baca bukunya. Sekali tamat. Saya masih bingung; apa saja yang harus saya tulis dan lain sebagainya.
Saya baca ulang novel tersebut. Saya menandai nama para tokohnya, setting waktu dan tempat, lalu konfliknya seperti apa, dan beberapa kalimat yang quoteable. Selama lima hari saya harus posting ulasan novel yang saya dapat. Bismillah saja, saya memulainya.
Novel pertama yang saya dapat |
Setelah lima hari posting, rasanya menyenangkan sekali. Saya ketagihan. Saya ingin tidak sekadar membaca, tapi juga mengulas, menceritakan kembali apa yang saya dapatkan setelah membaca buku. Saya sadar, saya adalah seorang pemula. Saya harus banyak belajar jangan berpuas diri. Begitu, saya selalu mengingatkan diri saya.
Sebelum saya kenal dunia bookstagram, saya lebih dulu menjadi quiz dan giveaway hunter. Berbagai hadiah alhamdulillah saya dapatkan. Saya pernah menulisnya di blog saya dengan judul; Pengalaman Jadi Quiz Hunter. Saya mendapatkan hadiah berupa uang, smartphone, buku dan lain sebagainya. Namun, setelah mengenal dunia bookstagrammer, saya lebih semangat untuk ikutan quiz, giveaway , lomba dan semacamnya yang hadiahnya sebuah buku.
Setelah hadiah novel 'Suraya' dan novel novel lain dari giveaway di akun mba Rizky. Saya ikutan lagi di akun-akun bookstagrammer lain. Beberapa kali dapat. Alhamdulillah, saya juga dapat buku tawaran buku dari kak Nellaneve untuk dibaca dan diulas.
Awal tahun ini, tepatnya tanggal 16 Januari, saya mendapati sebuah direct message di instagram dari seorang editor di Gramedia Pustaka Utama yang bernama kak Raya Fitrah. Kak Raya meminta alamat saya karena akan mengirimi saya buku. Saya speechless, entah kenapa bahagia dan terharu.
Singkat cerita, saya mendapatkan sebuah paket yang sama dengan bookstagrammer lain. Saya masih belum percaya saya dapat hadiah itu. Lengkap dengan box pink dan saya terima tanggal 14 Februari. Saya bingung, akhirnya saya mengubungi kak Soffi, dan benar itu hadiah saya karena saya menceritakan padanya kalau ada seorang editor yang meminta alamat saya.
Novel dari Gramedia Pustaka Utama |
Langsung saya hubungi kak Raya. Dan benar, itu hadiah untuk saya dari penerbit dan kak Raya! Huaaaa jadi pingin nangis, lihat dan pegang hadiahnya. Hadiah pertama yang bukan berasal dari quiz atau giveaway.
Oiyah, saya juga pernah ikutan pencarian bookreviewer gitu di akun mba Rizky. Waktu itu pencarian bookreviewer untuk buku 'Beli Karena Butuh' karya kak Andi Sri Wahyuni. Tapi saya gagal, belum mendapatkan kesempatan itu. Tapi, Allah Maha Baik. Saya mendapatkan kesempatan memiliki buku itu langsung dari penulisnya. Penulis memberikan bukunya kepada saya, dan feedback-nya saya mengulas buku itu di blog; begini ulasan saya tentang 'Beli Karena Butuh'.
Tahun ini, saya juga sangat gembira. Saya terpilih jadi host booktour untuk pertama kalinya. Saya menjadi host untuk novel 'Yusuf Zulaikha' karya kak Abidah El Khalieqy. Kak Abidah ini adalah penulis novel 'Perempuan Berkalung Sorban' yang diangkat menjadi sebuah film. Senang bukan main, saya bisa diajak mengulas novel bersama para bookstagrammer keren yang selalu menginspirasi.
Lewat dunia baru ini, saya banyak mendapatkan teman. Kami berkenalan lebih tepatnya saya sie yang sok dekat, menyapa dan sering komen di postingan mereka. Meski jarang dari mereka komen di postingan saya 😂 tapi saya senang, apalagi kalau komen saya dibalas. Rasanya hangat, seperti diterima sebagai teman.
Tidak hanya berhenti sampai di situ. Beberapa hari kemarin saya mendaparkan kiriman dua paket. Satu paket hadiah dari mba Sasa, blogger kece yang tulisan dan kisahnya selalu menginspirasi. Satu paket lainnya adalah kerjasama dengan penulis.
Paket hadiah dari mba Sasa karena saya menang giveaway di blognya. Saya dapat tiga buku, padahal hadiah aslinya hanya dua. Tapi satu buku yang menurutku 'tebal sekali' karena tebal novelnya mencapai 500 halaman adalah sebagai permintaan maaf karena telat mengirim hadiah. Saya terharu, padahal saya tidak pernah memasalahkan mau dikirim kapan. Hehe.
Satu paket kak Henny. Sebelumnya kak Henny di akhir tahun kemarin sempat menghubungi dan menawari saya untuk membaca bukunya. Saya memilih novel 'kesempatan kedua'. Lama tak mendengar kabar. Satu Minggu yang lalu, kak Henny lewat DM, mengabari saya bahwa buku sedang dikirim. Taraa. Dua hari setelahnya sampai dan ternyata hadiahnya dua novel miliknya. Saya terharu, lagi-lagi Allah baik banget selalu kasih kejutan. Belum selesai, kak Henny menawariku kerjasama buat bikin giveaway di akun saya. Makin terharuuuu. Saya sangat berterima kasih dengan kak Henny. Sudah memberikan kesempatan untuk mengulas novelnya, even saya masih newbie tapi saya mau terus belajar dan belajar.
Sebagai bentuk keseriusan saya menjadi bookstagrammer, saya ikutan challenge photo Competition yang temanya tentang buku gitu. Selama sebulan penuh di bulan Februari kemarin. Meski saya tidak berhasil menang, saya merasa lega karena saya konsisten mengunggah foto selama satu bulan. Ada rasa bangga, karena bisa menyelesaikan misi tersebut. Saya belajar konsisten, mendapatkan ide untuk foto dan membuat caption. Selain itu saya suka sesekali membeli props untuk untuk foto buku.
Begitulah, jalan yang sedang saya tempuh. Dunia baru yang menawarkan banyak cerita menarik, dunia baru yang membuat saya semakin rajin untuk berbagi bacaan. Terima kasih, teruntuk mba Rizky yang sudah memberikan dukungan kepada saya kala saya sedang bingung. Terima kasih juga karena sudah menjadi tempat saya belajar menjadi bookstagrammer. Even saya belum pantas melabeli diri saya sendiri sebagai bookstagrammer. 💛