Halo sobat blogger. Long time no posting blogpost here! Kali ini saya akan mereview sebuah novel yang kental dengan persahabatan dan keluarga. Novel apa yang akan saya review? Check this out!
Blurb:
“Mencintai itu rumit ketika kita tak tahu bagaimana mengungkapkannya. Setelah banyak hal dilakukan bersama atas nama persahabatan, kita lupa bahwa kita adalah manusia yang punya perasaan. Lalu, menahan diri dalam persembunyian. Begitulah Raka menyembunyikan hatinya dari Raina.
Mencintai itu sulit jika kita selalu menyangkal jejak rasa yang tertinggal. Tak pernah memberinya kesempatan untuk sekali saja tumbuh. Mencari alibi demi alibi agar bisa mengingkari hati. Begitulah cara yang Raina pilih untuk tak jatuh hati kepada Raka.”
More Than Friends akan mengantarkanmu pada kisah dua sahabat yang menyadari selalu saling melengkapi, tetapi tak punya keberanian untuk sekadar mengakui. Mereka tak ingin kehilangan arti sahabat. Namun, jika keduanya memiliki peluang untuk pindah ke lain hati, akankah mereka sanggup kehilangan rasa yang pernah ada?
Identitas Buku
Judul Buku : More Than Friends
Penulis : Pramesti Luvi
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 346 Halaman
Tebit : 2019
Review
More Than Friends merupakan sebuah novel yang mengisahkan kehidupan persahabatan dua remaja bernama Raina dan Raka. Awal pertemuan mereka sama sekali tidak meninggalkan kesan menyenangkan. Siapa sangka, keduanya ternyata menjadi tetangga dan masuk di SMA yang sama dan satu kelas. Suatu kejadian serius menimpa Raina. Beruntung Raka datang dan menolongnya. Dari sinilah, persahabatan mereka mulai terbangun. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama. Sikap Raka yang pendiam, bicaranya sedikit dan ketus ini sangat berbanding terbalik dengan Raina yang sangat cerewet, humble dan easy going. Namun siapa menyangka, bahwa Raka ini memiliki tingkat kepedulian yang tinggi. Apalagi terhadap Raina.
Fyi, bahwa tidak ada persahabatan yang pure sahabatan antara cowok dan cewek. Pasti salah satu di antaranya ada yang baper. Mau mengungkapkan takut persahabatannya merenggang dan hancur tapi kalau tidak diungkapin rasanya nyesek banget. Diam-diam jatuh cinta sama sahabat sendiri. Iya, seperti yang dialami oleh Raka. Dia jatuh cinta sama sahabatnya sendiri. Ketika dia mencoba jujur, ternyata persahabatannya merenggang.
Bagaimana kelanjutan hubungan Raka dan Raina?
Selain kental dengan unsur persahabatan dan cinta, More Than Friends ini juga kental dengan konflik keluarga yang rumit sekali. Tapi saya suka penyelesaian yang dibuat oleh penulis. Tidak terkesan tergesa-gesa.
Beberapa hal yang saya suka dari novel ini adalah sampulnya. Sampulnya asli cakep dan sangat berkarakter serta mewakili kisah dua remaja berseragam putih abu.
Hal lain yang saya suka dari novel kak Luvi adalah dia pandai sekali memberi nyawa dan karakter yang kuat pada masing masing tokohnya. Sehingga tokoh-tokoh di novel More Than Friends mudah diingat. Seperti Raina yang bawel, cerewet, hangat pembawaannya, baik hati dan Raka yang lebih banyak diam, flat, ketus dan selebihnya dia pandai sekali menyembunyikan perasaannya.
Fyi, novel More Than Friends ini menggunakan bahasa yang sederhana mudah dipahami sehingga mengalir dan asik untuk diikuti. Apalagi banyak dialog-dialog khas remaja yang bikin ketawa-ketawa. Ya semacam banyolan gitu. Pokonya suasana remaja SMAnya kental banget deh.
Fyi, novel More Than Friends ini menggunakan bahasa yang sederhana mudah dipahami sehingga mengalir dan asik untuk diikuti. Apalagi banyak dialog-dialog khas remaja yang bikin ketawa-ketawa. Ya semacam banyolan gitu. Pokonya suasana remaja SMAnya kental banget deh.
Membaca novel More Than Friends membuat saya mengingat kembali kehidupan saya saat masih remaja dan duduk di bangku SMA yang terjebak di friendzone. Sekarang juga masih friendzone sie 🤭.
Beberapa quote menarik yang saya suka dari novel “More Than Friends”:
“…meskipun dari luar dia terlihat baik-baik saja akan tetapi hatinya masih menyimpan jutaan beban yang belum bisa dia empaskan”
“Lebih baik mencintai lo dalam mimpi, karena mimpi tidakk akan pernah ada akhir”
“sungguh memang penyesalan selalu datang di akhir, saat kita sadar bahwa kehilangan itu menyakitkan”
“Jika sebuah persahabatan terus berjalan mulus tanpa ada hambatan, maka kita tidak akan pernah tahu yang namanya sahabat sejati itu bagaimana. Karena persahabatan yang sejati, bukan dia yang selalu bertemu setiap hari, bukan dia yang memberimu kabar tiap hari, melainkan yang selalu ada saat kita dalam keadaan senang atau duka sekalipun”
Saya rekomendasikan novel ini untuk kamu yang sedang terjebak friendzone. Atau untuk kamu yang suka baca buku bergenre teenlit!
Sekian blog tour novel More Than Friends di blog saya. Terima kasih kepada Gagas Media dan mba Rizky atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk membaca dan mereview novel keren ini. Mohon maaf apabila masih ada kekurangan dalam mereview, semoga bisa bekerjasama di kesempatan berikutnya!
Jangan lupa jemput novel keren ini di toko buku kesayanganmu ya, sobat blogger! Kalau kamu ada saran atau sudah baca buku ini boleh loh share di kolom komentar! 😊
Pernah juga punya sahabat laki-laki kenal dan jadi sahabat selama 4 tahun kuliah, sayangnya dia lanjut kuliah ke Luar negeri, akunya yang baper hihi
BalasHapusHihi, gapapa jadi buat kenangan kalo pernah baper ya mba
HapusJaman masih single suka baca novel gini nih, seru.
BalasHapusPersahabatan ya macam itu lha pasti ada salah satu yang suka, hehe.
Tapi kerennya itu klo bertepuk sebelah tangan tapi persahabatannya tetap baik. Nah ini PR nya susah bangey, betul gitu kan kak? Hehehe
Iya ini ngingetin juga ke pembaca tentang masa remaja
Hapusada yang bilang, kalo cowo sama cewe sahabatan ga murni cuma sahabatan , pasti salah satunya memendam rasa "ehem"
BalasHapusIya pasti itu mba. Entah malah bisa jadi keduanya menyimpan perasaan yang sama tapi nggak berani ngungkapin
HapusNovel yang kental dengan kondisi dan isi hati para remaja ya, mbak. Dulu waktu SMP saya senang banget baca novel seperti ini.Masuk kuliah kayaknya udah lupa sama novel hehehe.
BalasHapusBtw, bener sih kalau persahabatan cewek cowok itu kadang suka gak pure. Ada aja bumbu bumbu perasaanya hehehe. Kecuali biasanya yang masing2 udah ada pasangan atau keluarga ya.
Iya, mba. Hampir sebagian besar isi novel ini pasti dialami oleh orang-orang apalagi saat masa remaja
HapusStorynya banyak2 mirip sama kehidupanku dulu, tapi ga semua cerita di novel ini sih, sekarang sih punya sahabatnya cewek semua
BalasHapusIya, banyak kesamaan ya
Hapusbetul... tidak ada persahabatan yang pure sahabatan antara cowok dan cewek, saya juga gitu. ujung2nya dinikahin, haha. ortu sampe kaget
BalasHapusIya mba, emang gitu. Pasti ada salah satunya yang baper
HapusWah, baca ini pasti jadi baper deh. Ingat masa SMA yang meninggalkan banyak cerita tidak terselesaikan... Hihi. Eh, tapi saya juga salah satu pemganut paham tidak ada yang murni dari persahabatan antara pria dan wanita..he3...
BalasHapusIya aku juga baper mba 😂
HapusSaya takut baca novelnya hiks... Takut baperan. Apalagi soal persahabatan trs ada percikan api cinta hahaha parah parah 😆
BalasHapusKenapa dah. Ngapain takut, baper kan hal biasa wkwk
HapusAdududuu.. cerita tentang friendzone byk nyeseknya deh 😂, moga2 happy ending buat tokohnya yah 😁
BalasHapusWahh, tentang friendzone ya mbaa. Menarik banget nih buat dibaca. Btw, ulasannya bikin penasaran nih mba hehe.
BalasHapusBaca sinopsisnya kok jadi pengen baca bukunya ya. Ini keknya seru banget deh.
BalasHapusSinopsisnya beneran bikin kepo sekaligus baper, langsung nostalgia masa masa SMA dulu :)
BalasHapusBaca atuh kak
Hapus