Halo, sobat blogger...
Di kesempatan kali ini, saya ingin berbagi cerita tentang dua novel yang pernah saya ulas beberapa hari di instagram. Dua novel ini saya dapatkan langsung dari penulisnya. Dan novel inilah yang bikin saya untuk selalu menunggu novel terbaru penulisnya. Ya, beliau salah satu penulis yang buku terbarunya saya nanti-nantikan.
Saya membaca tulisan Henny Simamora pertama kali itu novel yang berjudul Kesempatan kedua. Setelahnya saya membaca Boa Tarde, Senhor. Pada bab-bab awal saya sudah mulai menyukai novel ini. Saya juga masih bisa menebak, mana tulisan Henny Simamora. Karena novel Boa Tarde, Senhor ditulis oleh dua penulis yakni Rumasi Pasaribu dan Henny Simamora.
Boa Tarde, Senhor! menceritakan tentang Manuel dan Melani. Manuel adalah laki-laki Timor Leste yang memiliki sekelumit luka masa lalu yang bekasnya sulit untuk dihilangkan, bahkan tidak bisa dilupakan. Sama dengan Ibunya yang menaruh benci mendalam kepada Indonesia, karena menurutnya perang yang terjadi antara Timor Leste dan Indonesia telah merenggut suaminya, atau bapak dari Manuel.
Sedangkan Melani, dia perempuan asli Batak. Melani saat itu bekerja di kedutaan Timor Leste untuk Indonesia. Di tempat kerjanya inilah Melani bertemu dengan Manuel. Manuel menjadi salah satu bos Melani.
Kalau Melani ini digambarkan sebagai perempuan yang baik hati, mudah beradaptasi. Melani juga sangat profesional dalam bekerja. Makanya dia disenangi banyak orang. Berbeda dengan Melani, Manuel ini digambarkan sebagai laki-laki yang Manuel digambarkan sebagai laki-laki yang ganteng dan cool, mapan dan sayangnya dia terlalu sombong dan memiliki kebencian yang amat terhadap Indonesia. Selain itu, Manuel sangat ketus, irit bicara, apalagi sama Melani. Pun sama dengan Melani, dia kesal dan sering mengata-ngatai Manuel.
Cerita tentang Melani dan Manuel berlanjut yang hingga akhirnya kebaikan dan pandangan Melani membuat hati Manuel menghangat dan sedikit demi sedikit meleburkan kebencian yang sudah tertanam di hatinya bertahun-tahun lamanya pada Indonesia. Ya, Melani tahu alasan mengapa Manuel membenci Indonesia, semua ada akarnya. Masa lalu yang pahit, masa lalu yang meninggalkan luka paling menyakitkan. Dan memaafkan memang bukan hal mudah. Tapi karena cinta, Manuel akhirnya bisa.
Sampai pada Manuel mengajak Melani bertemu ibunya. Tapi bukan sambutan hangat yang diterima oleh Melani. Ibu Manuel, tak memperlihatkan sikap terbuka dan menerima Melani. Apalagi mengetahui fakta bahwa Melani adalah Indonesia. Lalu bagaimana kelanjutan perjalanan cinta dari Bumi Lorosae ini?
Novel Boar Tarde, Senhor! ini memang ditulis oleh dua penulis. Artinya ini merupakan novel duet. Tapi saya sangat menikmati cerita ini sampai akhir. Akhir dari kisah Melani dan Manuel di novel ini menggantung, membuat saya sebagai pemabaca dibikin penasaran.
Dan rasa penasaran saya akhirnya terpenuhi setelah sukuelnya terbit! Ya, lanjutan dari novel Boa Tarde, Senhor! yaitu Boa Noite, Amor! Saya saja membaca novel ini hanya satu kali rebahan. Sepenasaran dan semengalir itu gaya bercerita kak Henny Simamora. Novel lanjutannya ini ditulis oleh kak Henny seorang. Dan sampul untuk novel lanjutannya ini menurutku lebih cakep dan lebih berkarakter banget. Sangat tepat menggambarkan dan mewakili kisah Melani dan Manuel.
Banyak yang bertanya pada saya, apakah bisa membaca langsung yang Boa Tarde, Amor! Ya tentu saja bisa! Kamu bisa langsung membaca novel keduanya. Karena di novel kedua banyak flashbacknya. Jadi kita tidak akan bingung saat membaca novel lanjutannya ini. Tapi saya menyarankan kamu untuk membaca keduanya si.
"Tidak adil rasanya hidup dalam sejarah. Luka pada masa lalu adalah pembelajaran. Bukan hukuman"- 29, dalam Boa Noite, Amor!.
Di novel Boa Noite, Amor! ini ada tokoh baru yang menurutku menghibur banget. Namanya Leo, karakternya ini beneran loveable banget deh. Kurang apalagi doi. Sudah baik, tajir, dan sayang lagi sama Melani, tapi namanya juga cinta, Melani masih menyimpan nama Manuel dan kenangannya di dalam hatinya. Meski Manuel juga telah memiliki kehidupan bersama perempuan lain pilihan ibunya.
Menurut saya, porsi Leo dan Ibunya memang kurang nih. Tapi cukup menghibur. Dan bikin aku gemas dengan Melani, kenapa tidak melirik sedikitpun dengan perhatian-perhatian dari Leo?
Tarik ulur Melani dan Manuel di novel kedua ini super gregetan juga sama kayak di novel sebelumnya. Hanya saja lebih serius, karena pertemuan mereka di novel ini kondisinya tak sama seperti dulu. Apalagi Manuel telah memiliki anak.
Oiyah, di kedua novel ini juga dijelaskan banyak tempat di Timor Leste. Seperti pantainya, patung Kristus terbesar dan lain sebagainya. Penggambaran Timor Leste melalui kenangan-kenangan antara Melani dan Manuel membuat saya ingin berkunjung ke sana. Oiyah saya suka penyelesaian dan akhir dari kisah Manuel dan Melani. Tidak terkesan dipaksakan, tapi mengalir begitu saja. Ini yang bikin saya menjadikan kak Henny sebagai penulis yang saya tunggu karya terbarunya.💛
Saya mengambil pelajaran banyak dari kisah Melani dan Manuel, adalah; berusahalah untuk selalu belajar memaafkan. Apapun yang terjadi di masa lalu, itu adalah pembelajaran yang berharga.
Selain itu saya juga belajar dari perjalanan cinta mereka; Sekeras apapun, seseorang menghalangi dan memisahkan dua orang yang sudah ditakdirkan berjodoh oleh Tuhan, ya tetap akan berjodoh. Bagaimana pun jalan yang ditempuh.
Saya berterima kasih sekali kepada kak Henny, saya diberikan kesempatan untuk membaca novel-novelnya. 💛💛