Awalnya, memutuskan untuk terjun menjadi bookstagrammer itu karena sebuah ketidaksengajaan tapi justru saya jadi ketagihan untuk terus jadi Selebnya buku. Senang bukan main. Jadi sesuai dengan judul blogpos di atas, saya akan membagikan cerita saya tentang suka dan dukanya menjadi bookstagrammer atau menjadi selebgramnya buku.
Baca ini: Mengenal Dunia Bookstagrammer
Baca ini: Mengenal Dunia Bookstagrammer
Duka menjadi bookstagrammer
Sejujurnya, saya belum merasakan duka yang berarti saat menjadi bookstagrammer. Mengapa? Karena saya enjoy-enjoy saja. Oh ya, barangkali duka ini ketika mengikuti tantangan foto buku kali ya. Saya seringnya tidak menang. Haha. Parah sekali kan.
Atau dukanya adalah ketika ada seorang teman, tiba-tiba DM, dan mengatakan sesuatu yang bikin saya geleng kepala. Misalnya:
"Wah enak ya dapat buku gratis". "Bisa buat modal buka rumah baca tuh" atau "mau dong buku gratisnya" dan semacamnya.
Halo, friends! Please banget ya. Jangan pernah lagi mengatakan hal itu semua. Mungkin kamu belum tahu, namanya jadi bookstagrammer dapat buku itu tidak sekadar dapat lalu selesai. Kami ini harus baca, foto, dan review bukunya. Setelah itu baru deh posting di media sosial. Bukan cuma-cuma kan? Itu kayaknya yang menjadi duka selebnya buku, bagi saya sih. Dikiranya dapat buku gratis lalu ada saja yang meminta gratis dari kami.
Jadi Bookstagrammer Banyak Sukanya
Selain duka, sukanya jadi bookstagrammer itu lebih banyak loh. Waktu awal-awal jadi selebnya buku, saya memang agak deg-degan karena harus posting review buku hasil giveaway. Saya baca bukunya sampai dua kali. Mencatat segala sesuatu yang penting yang ada di buku yang saya baca.
Di mana-mana juga pasti kalau kita terjun di dunia yang baru pasti juga ketemu banyak teman baru kan? Nah saya juga mengalami itu. Meski awalnya hanya satu atau tiga teman. Sekarang bahkan saya punya banyak teman baru yang satu frekuensi; sama-sama suka terhadap buku. Meski dari kami belum saling bertemu tapi berharap semoga di kemudian hari bisa berjumpa secara langsung.
Selain punya teman baru, saya juga bisa kenal baik dengan penulis dengan menjadi selebgramnya buku. Ini sebenarnya tidak pernah saya bayangkan. Bisa chat dengan penulis, dibalas dengan ramah, bahkan sekarang saya berteman dan saling bertegur sapa hingga diajak kerjasama untuk promo dan mereview bukunya. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Apalagi saat kemarin saya sempat meminta saran kepada beliau, dibalas dan diberikan ilmu serta semangat untuk terus konsisten membaca dan menulis. Betapa bersyukurnya saya bisa mendapatkan kesempatan ini. Semoga saya juga bisa seperti mereka, yang punya karya.
Beberapa penampakan buku di feed Instagram @hanatfutuh |
Di mana-mana juga pasti kalau kita terjun di dunia yang baru pasti juga ketemu banyak teman baru kan? Nah saya juga mengalami itu. Meski awalnya hanya satu atau tiga teman. Sekarang bahkan saya punya banyak teman baru yang satu frekuensi; sama-sama suka terhadap buku. Meski dari kami belum saling bertemu tapi berharap semoga di kemudian hari bisa berjumpa secara langsung.
Selain punya teman baru, saya juga bisa kenal baik dengan penulis dengan menjadi selebgramnya buku. Ini sebenarnya tidak pernah saya bayangkan. Bisa chat dengan penulis, dibalas dengan ramah, bahkan sekarang saya berteman dan saling bertegur sapa hingga diajak kerjasama untuk promo dan mereview bukunya. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Apalagi saat kemarin saya sempat meminta saran kepada beliau, dibalas dan diberikan ilmu serta semangat untuk terus konsisten membaca dan menulis. Betapa bersyukurnya saya bisa mendapatkan kesempatan ini. Semoga saya juga bisa seperti mereka, yang punya karya.
Di awal-awal jadi bookstagrammer yang baru jalan tiga bulan saat DM itu pun saya dapat DM dari salah satu editor penerbit buku Gramedia Pustaka Utama, untuk dikirimkan sebuah buku yang waktu itu bertepatan dengan hari Valentine. Manis banget kadonya. Padahal saya waktu itu masih belum jadi selebgramnya buku yang punya nama. Pun sampai sekarang saya juga belum punya nama hehe.
Sebenarnya bagian paling menyenangkan adalah ketika mereview buku bersama-sama dengan teman. Sayangnya jika menginginkan hal itu setidaknya kita harus jadi host booktour. Karena menjadi host booktour sebuah buku adalah sebuah tantangan yang seru. Apalagi kan ini ada jadwalnya sehingga harus tepat waktu. Saya baru beberapa kali menjadi host di rangkaian booktour.
Dan baru-baru ini, saya juga mendapatkan kabar dari penerbit KataDepan untuk ikut menjadi salah satu host booktour untuk sebuah novel yang berjudul Dearest Mai. Senang sekali, saya jadi tambah punya teman baru. Meski beberapa ada yang sudah saya kenal sebelum rangkaian booktour ini.
Selain dari ditawari kerjasama untuk promo dan review buku, saya juga aktif mengikuti giveaway berupa buku maupun ikutan survei yang diadakan oleh penerbit. Tahun kemarin menjadi tahun kedua saya terpilih sebagai pemenang survei dari penerbit BIP. Saya mendapatkan voucher belanja gramedia.com dan paket buku yang terdiri dari novel dan buku anak. Ketika saya melihat harga buku anak yang tertera di belakang buku, kaget saya. Harganya mahal 😂. Tapi ya memang, kualitas bukunya bagus sekali.
Jadi bagaimana apa kamu tertarik untuk jadi selebgramnya buku?
Selain dari ditawari kerjasama untuk promo dan review buku, saya juga aktif mengikuti giveaway berupa buku maupun ikutan survei yang diadakan oleh penerbit. Tahun kemarin menjadi tahun kedua saya terpilih sebagai pemenang survei dari penerbit BIP. Saya mendapatkan voucher belanja gramedia.com dan paket buku yang terdiri dari novel dan buku anak. Ketika saya melihat harga buku anak yang tertera di belakang buku, kaget saya. Harganya mahal 😂. Tapi ya memang, kualitas bukunya bagus sekali.
Jadi bagaimana apa kamu tertarik untuk jadi selebgramnya buku?
Susah jg ya ka jadi bookstagram�� gak sekedar posting terus dapet buku gratis aja
BalasHapusIya, bener banget. Dikiranya kami ini dapat gratis doang langsung selesai 😂
Hapusduh, kating jaman baheula, idola memang..
BalasHapusBaru buka blog, nemu komennya adekntingkat tergawl seantero kampus Ijo 😎
Hapus