Di usia yang sudah seperempat abad, tentu saja pertanyaan kapan menikah sering kali dilontarkan oleh teman sebaya, teman kerja di kantor, tetangga. Belum lagi ketika sedang pergi kondangan, basa-basi macam itu sudah jadi hal yang wajar. Beruntungnya, saya hidup di lingkungan keluarga yang tidak ikut-ikutan meneror dengan pertanyaan yang serupa.
Sebenarnya, menikah itu sebuah kompetisi, pencapaian, atau pilihan?
Barangkali di antara pembaca blog hanatfutuh.com, ada yang menganggap bahwa menikah adalah sebuah kompetisi, harus ada yang memenangkannya. Seringnya, menikah dianggap kompetisi ketika, seseorang ditanya kapan menikah lalu dibandingkan dengan yang lainnya yang sudah menikah. Maka, nikah jadi buru-buru. Siapapun pasangannya. Yang penting menikah dulu. It's wrong, guys!
Apakah menikah adalah sebuah pencapaian? Beberapa mungkin juga menganggap menikah adalah sebuah pencapaian. Apalagi jika sebelumnya sudah menargetkan di usia tertentu menikah. Dan bila target menikahnya sesuai, bisa jadi menikah adalah sebuah pencapaian. Tapi, kalau menurut kamu, apakah menikah adalah sebuah pencapaian?
Kalau saya pribadi, menikah adalah sebuah pilihan. Kapan dan dengan siapa menikah, tentu harus dipikirkan secara matang. Menikah bukan karena omongan orang, menikah bukan karena terburu-buru, karena teman-teman sudah pada menikah.
Menikah adalah sebuah pilihan dalam hidup. Menikah untuk menggenapkan separuh agama. Seperti yang sering disebutkan, bahwa menikah adalah ibadah seumur hidup. Tentunya, untuk itu, perlu memikirkannya secara matang, agar ibadah seumur hidup nanti bisa berjalan dengan baik.
Hal-hal yang Perlu disiapkan Sebelum Memutuskan Untuk Menikah
Seperti yang sering saya baca bahkan dengar langsung dari teman-teman yang sudah menikah. Banyak hal yang perlu disiapkan sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah. Tidak sedikit teman-teman di lingkungan saya yang menikah hanya bertahan dua-tiga bulan saja. Tapi juga banyak yang bertahan sampai hari ini. Doa saya tentu yang baik untuk mereka semoga bertahan sampai maut memisahkan.
Jadi hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memutuskan untuk menikah antara lain:
1) Kesiapan Mental
Melihat fenomena teman-teman yang menikah muda, berujung perceraian, membuat saya banyak belajar. Bahwa siap secara mental itu sangatlah penting. Sebab dengan mental yang siap untuk menikah, nantinya bisa mengatasi segala situasi baik bahkan buruk yang akan menimpa pada pernikahan. Saya ingat sekali ada seorang teman bilang, belum menikah memang punya masalah, tapi begitu menikah bakalan banyak lagi masalah. Apalagi kita akan hidup bersama orang lain yang akan jadi pasangan kita. Kita harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan satu sama lain, saling menghormati, saling menyayangi dan mencintai.
Terburu-buru menikah, menikah karena terdesak omongan orang, bukan sebuah pilihan yang tepat. Karena kita menikah itu harus siap, bukan karena untuk memuaskan orang-orang yang sering mendesak dan basa-basi bertanya kapan menikah. Sehingga memiliki mental yang siap adalah kunci yang harus kita miliki sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah. Sehingga jika kita siap mental untuk menikah, kita pasti siap dan bisa juga mempertahankan pernikahan. Karena setelah menikah tentunya akan ada banyak ujian yang harus dilewati, entah ujian dari diri sendiri maupun dari orang lain.
2) Kesiapan Finansial
Finansial sangat penting. Katanya, sebagian sumber permasalahan dalam rumah tangga adalah finansial. Nggak bisa dipungkiri, sering kali baca berita atau nonton berita di televisi, kasus perceraian banyak terjadi karena kondisi finansial yang memburuk.
Untuk itu, siap finansial itu perlu dimiliki sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Jangan sampai, menikah hanya bermodalkan cinta semata. Cinta memang penting, tapi siap finansial jadi faktor penting sebelum memutuskan untuk menikah.
Sekarang bayangkan, jika menikah tapi belum siap finansial? Tentunya akan menambah masalah baru, bukan? Meski saya juga ingat betul tentang hadis pernikahan, bahwa menikah menjadi pintu rezeki, tapi tentu saja kita harus terus berikhtiar agar pintu-pintu itu terus terbuka, bukan?
Jadi bagaimana? Sudah menyiapkan mental dan finansial belum? Nah buat kamu yang pingin membaca lebih banyak artikel tentang finansial, atau artikel lainnya, kamu bisa membacanya di blog Astra Life ya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar