Pernah merasa sumpek dengan berbagai barang yang kita miliki dan tersimpan di hampir semua sudut di dalam rumah?
Barang kali kamu sedang merasakannya saat ini. Nah saya pun juga sedang mengalaminya. Beragam barang yang didapat dengan penuh perjuangan, terdapat nilai historisnya. Bagi saya, melepas semua barang yang banyak nilai historisnya memang bukan perkara mudah.
Setelah setahun lebih, mengumpulkan niat, melapangkan dada, bahwa dunia ini hanya sementara, sedangkan barang-barang yang dipunya dan tidak pernah kita pakai dan gunakan hanya ditimbun saja, nantinya akan ikut dihisab atau dimintai pertanggungjawaban di hari akhir, rasanya perlahan saya sudah mulai ada kemauan untuk mengurangi barang-barang yang saya miliki.
Ingin Hidup Minimalis, Mulai dari Mana?
Banyak yang bertanya-tanya, hidup minimalis itu dimulai dari mana? Nah, berikut langkah memulai hidup minimalis yang saya lakukan belum lama ini.
1. Niat untuk hidup minimalis
Semua berawal dari niat dan kemauan yang teguh untuk merealisasikan hidup minimalis. Iya, dari niat yang kuat, lalu disertai effort yang besar.
Bukan hal mudah, melepas barang-barang yang kita miliki. Apalagi jika barang tersebut memiliki nilai historis yang susah untuk dilupakan. Saat ada kemauan untuk hidup minimalis, antara pikiran dan hati itu tidak sejalan. Pikiran menginginkan hidup minimalis, tapi hati berat melepas. Duh. Memang, untuk memulai hidup minimalis, harus sejalan antara hati dan pikiran. Harus punya niat yang kuat. Jadi setelah niat, apa yang harus kita lakukan untuk memulai hidup minimalis?
2. Memilah barang-barang yang akan dipakai dan tidak dipakai
Coba sekarang berhitung yuk, ada berapa barang-barang yang ada di dalam kamar yang kita pakai dan barang-barang apa saja yang hanya diam tak pernah kita sentuh.
See? Banyak! Dari mulai barang di dalam lemari, seperti baju, kerudung warna-warni, berbagai macam motif, celana dan pakaian lainnya. Dari sekian banyak, pasti yang kita pakai, hanya hitungan jari saja, bukan?
Saat saya membaca buku Beli Karena Butuh yang ditulis oleh kak Andi, di situ tertera jelas bahwa barang-barang yang kita miliki nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Duh, berapa banyak nanti dosa-dosa yang kita dapat hanya dengan menimbun barang yang seharusnya ada nilai manfaatnya.
3. Baiknya, Barang-barang tersebut dimanfaatkan..
Kalau barang yang banyak di tempat kamu adalah pakaian, sortir. Pilih pakaian yang masih akan kamu pakai. Dan pilih yang sudah tidak akan kamu pakai. Lebih baik, jika pakaian-pakaian itu masih layak pakai, manfaatkan. Atau kalau kamu sedang butuh uang, mungkin bisa kamu jual. Kasih harga sesuai dengan kondisi pakaian tersebut.
Bagaimana jika barang tersebut merupakan barang pemberian seseorang?
Nah, ini bagian tersulit yang sempat bikin saya maju-mundur untuk hidup minimalis. Saya masih berat melepas barang-barang yang saya dapatkan dengan penuh effort. Untuk yang mengenal saya dari lama, saya itu adalah quiz hunter. Hadiah-hadiah yang saya dapatkan beserta bungkusnya masih tersimpan sampai sekarang. Padahal sudah bertahun-tahun menempati beberapa sudut kamar saya. Ya, rasanya sedikit sumpek. Tapi hati saya masih berat untuk melepas semua itu.
Hingga di hari minggu kemarin. Saya sudah memutuskan untuk memilah lagi, barang-barang yang memenuhi ruang kamar saya. Sedikit demi sedikit, saya mulai mengurangi keberadaannya di kamar saya.
Namun, ada beberapa barang yang memang belum bisa dilepas satu pun, yakni buku. Karena buku adalah bagian dari saya yang tidak bisa dipisahkan. Kecintaan saya dalam membaca saya salurkan di sini. Membaca buku-buku, lantas membagikan apa yang sudah saya baca kepada teman-teman pembaca, maupun teman-teman di instagram.
Untuk yang satu ini memang belum bisa saya lepas, apalagi saya juga punya niatan ingin membuat perpustakaan baca atau rumah baca yang bisa jadi tempat yang asik untuk membaca. Membebaskan siapa pun nantinya yang datang ke rumah baca untuk membaca maupun meminjam buku bacaan. Semoga niat baik ini, bisa terwujud. Amin, jangan? Amin.
4. Menata Ulang
Setelah berhasil memilah barang-barang tersebut dan mengelompokkannya sesuai tujuan, selanjutnya langkah yang saya lakukan adalah menata ulang ruangan kamar atau ruangan supaya jadi lega. Biar suasananya seperti baru.
Tidak ada komentar
Posting Komentar