Holla, pembaca blog hanatfutuh.com. Adakah di antara kamu yang pernah membaca novelnya Annisa Ihsani? Membaca novel Annisa Ihsani menjadi pengalaman baru bagi saya. Sebab, aku baru memutuskan untuk membaca novelnya mulai dari novel terbarunya yang baru saja terbit. Aku akan membagikan ulasanku tentang Novel Bukan Pengikutmu yang Sempurna. Novel ini bukan sekadar frasa semata, novel ini menceritakan tentang kehidupan para pengikut dan korban dari sebuah kultus komunitas keagamaan.
Identitas Novel Bukan Pengikutmu yang Sempurna
Judul buku: Bukan Pengikutmu yang Sempurna
Penulis: Annisa Ihsani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2024
Penyunting: Mery Riansyah
Perancang sampul: bywithly
Blurb Novel Bukan Pengikutmu yang Sempurna
Alex selalu bersyukur dia terlahir dan tumbuh di Dingley, dalam komunitas yang dipimpin oleh Paman Manwel. Memang benar mereka punya banyak peraturan, tetapi Alex percaya semuanya dibuat untuk kebaikan mereka sendiri. Bagaimanapun, Paman Manwel hanya ingin melindungi para pengikutnya dari dunia luar yang berbahaya.
Namun, usaha Alex untuk senantiasa patuh dan menghindari masalah sering kali terhalang oleh Sophie. Adik kembarnya itu tak henti-hentinya membangkang dan melanggar peraturan. Tak jarang Alex terpaksa berbohong demi melindungi Sophie. Sampai suatu hari Sophie tertangkap basah melanggar peraturan dan Alex tidak bisa melindunginya lagi.
Konsekuensi yang mengikuti tindakan Sophie membuat Alex mempertanyakan semua yang diyakininya. Satu per satu kejadian mulai mengusik pikirannya, dan untuk pertama kalinya, Alex meragukan ajaran Paman Manwel. Bagaimana jika segala keyakinan yang dianutnya selama ini salah? Apakah masih ada tempat untuknya di Dingley? Atau haruskah dia meninggalkan semua yang dikenalnya sepanjang hidupnya?
Review Bukan Pengikutmu yang Sempurna
Jika kamu menginginkan pengalaman membaca yang berbeda, kamu perlu membaca novel Bukan Pengikutmu yang Sempurna. Sebab, novel ini memiliki ide cerita yang anti mainstream. Novel ini menceritakan tentang kehidupan para pengikut Kultus komunitas di Dingley–The Path to Blessings. Kultus ini mempunyai aturan dan doktrin yang manipulatif dan sesat. Bahkan tidak ada kata kebebasan dan modernisasi karena hal tersebut dianggap bertentangan dengan prinsip komunitas.
Melalui POV Alex, salah satu pengikut sekaligus korban dari Kultus komunitas tersebut, ia menceritakan bagaimana Paman Manwel–sebagai pemimpin– selalu mendoktrin para pengikutnya agar patuh pada aturan, dan memberikan hukuman jika ada yang melanggar. Menurut Paman Manwel, para pengikut yang tidak patuh itu sama dengan pengingkar, yang hidupnya penuh dosa.
Alex semakin tidak yakin atas apa yang dipercayainya selama ini, tentang segala hal yang ada di kultus tersebut. Aturan-aturan dan ajaran yang satu persatu mulai ia tanyakan. Apakah kepercayaan yang telah ia imani keliru? Hal itu semakin membuat Alex ragu, apalagi sejak insiden yang menimpa Sophie, adik kembarnya. Keraguan tersebut semakin menjadi.
Memang benar, sikap fanatik terhadap sesuatu itu tidak baik, seperti halnya para pengikut
Kultus TPtB yang sudah dibutakan oleh doktrin Paman Manwel sejak awal. Seperti orang tua Alex misalnya. Mereka tidak bisa membedakan mana yang logis, mana yang tidak.
Ini menjadi pengalaman pertama aku membaca novel Kak Annisa Ihsani. Aku merasakan saat membaca novel ini vibesnya seperti sedang membaca novel terjemahan. Cara bertutur Kak Annisa ini lugas dan mudah dipahami. Novel ini cukup pageturner, meskipun endingnya aku menaruh harapan yang lebih. Untuk keseluruhan, aku sangat menikmati dan ikut hanyut dalam cerita dan perasaan Alex.
Dari cerita Alex aku mengambil pelajaran, bahwa sikap fanatik akan suatu kepercayaan itu tidak boleh, sebab hal itu akan membuat kita kesulitan untuk berpikir logis, kritis, dan rasional.
Meski sejujurnya, sedikit disayangkan karakter Paman Manwel tidak terlalu menonjol di Novel ini. Padahal jika dikulik lagi lebih dalam tentang Paman Manwel, dan apa saja yang dia lakukan, pasti bakalan lebih seru.
Sekian ulasan buku kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan berikutnya.