Saat itu aku melihat uang-uang itu berhamburan, dan terbang, sesaat setelah seseorang mengejarku dan memberitahu bahwa dompetku jatuh bersama dengan isi-isinya.
Hari Senin, 8 Januari 2024. Ada salah satu cerita yang harus saya bagikan karena ini terdengar memprihatinkan, lucu, konyol, dan bikin geleng-geleng.
Senin siang, jam istirahat, aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Seperti biasa sebenarnya. Aku biasa menghabiskan waktu istirahat makan siang di rumah. Karena jarak kantorku bekerja dengan rumah itu cukup dekat. Jika ditempuh dengan motor hanya 5 menit, jika santai. Dan paling cepat bisa 2 menit saja. Catatan, jika jalan benar-benar sepi.
Hari ini, aku memasukkan handphone di saku baju, beserta dompet kecil yang aku paksa untuk memuat uang dengan nominal lebih dari satu juta rupiah. Benar-benar dipaksa banget dompetnya agar uang itu masuk seluruhnya. Dompet itu modelnya kartu kartu. Iya, dompet itu khusus tempat kartu, tapi kufungsikan sebagai tempat uang juga.
Aku mengambil kunci motor, dan dan kunci loker untuk mengambil jaket. Dan setelah itu, membawa paket berisi buku di tangan karena lupa nggak menaruhnya di jok atau pun membawa kantong kresek.
Dengan kecepatan yang cukup tinggi, aku melajukan kendaraanku. Dan tralala, tralala, 100 meter sebelum perlintasan kereta api dari arah barat, seseorang mengejar motorku dan mencegatku, memberitahu bahwa uangku pada terbang dan berhamburan, beserta dompetnya terjatuh.
Beruntung, Allah masih mengirimkan orang-orang baik, yang membantu memungut lembar demi lembar uang yang berhamburan, lalu berjatuhan ke tanah, lebih tepatnya ke aspal. Setelah kuhitung, jumlah tersebut sesuai dan tidak ada satu kurangpun.
Setelah aku memutuskan untuk yakin, bahwa memang sudah tidak ada yang tertinggal di jalan. Aku berpikir, mengapa aku tidak sedikitpun panik atas apa yang terjadi. Padahal, kehilangan sudah hampir di depan mata.
Jika uang itu sudah tidak jadi rezekiku, aku harus menggantinya. Tapi alhamdulilah, masih jadi rezeki aku, karena orang-orang yang memungut uangku mengembalikannya, dan memberikan nasihat, jika lebih baik, bawa tas atau uang dimasukkan ke bagasi motor.
Kejadian ini tentunya memberikan banyak ibrah untuk aku sendiri, salah satunya jadilah baik kepada siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Karena kebaikan pasti akan kembali ke diri kita masing-masing, entah akan berbentuk apa nantinya.
Jadi sejak hari itu, aku membiasakan diri untuk menyimpan ponsel, dan uang di tas. Apabila tidak bawa tas, tentu bagasi motor menjadi solusinya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar